Desa Sigedang, 28 November 2025 – Suasana Desa Sigedang pagi itu terasa berbeda. Ratusan warga, petani, pelajar, tokoh masyarakat, hingga perwakilan lembaga berkumpul di lapangan desa dengan semangat yang sama: menanam harapan baru melalui aksi penanaman 1000 pohon.
Kegiatan ini digagas oleh Pemerintah Desa Sigedang bekerja sama dengan LPTP AQUA dan Samitra Lingkungan, dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga wujud nyata kolaborasi lintas stakeholder dalam menjaga kelestarian alam.

Kepala Desa Sigedang dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal menuju desa yang lebih hijau dan berkelanjutan. “Menanam pohon bukan sekadar menanam batang dan daun, tetapi menanam kehidupan, menanam masa depan anak cucu kita,” ujarnya penuh semangat.
Sejak pagi, masyarakat desa sudah berdatangan membawa cangkul, ember, dan bibit pohon. Jenis pohon yang ditanam adalah Bibit kopi. Pemilihan jenis pohon dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan ekonomi masyarakat sekaligus fungsi ekologis untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Acara dimulai dengan doa bersama, dilanjutkan dengan penanaman bibit secara simbolis dari perwakilan pemerintah, perwakilan lembaga dan organisasi. Setelah itu, seluruh peserta bergerak ke lahan-lahan yang telah ditentukan. Dengan penuh antusias, mereka menanam pohon di sepanjang bantaran sungai, lahan kosong desa, hingga pekarangan warga.
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh orang dewasa. Anak-anak sekolah dasar dan remaja desa juga turut serta. Mereka tampak bersemangat, belajar langsung tentang pentingnya menjaga alam sejak dini. Para guru menjelaskan bahwa pohon yang mereka tanam hari ini akan tumbuh besar dan menjadi warisan generasi mendatang. Mereka menekankan bahwa pohon berperan penting dalam menjaga ketersediaan air bersih, mencegah longsor, dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Kegiatan penanaman 1000 pohon ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga swasta, organisasi lingkungan, dan masyarakat dapat menghasilkan gerakan besar yang berdampak luas.
Bagi para petani Desa Sigedang, pohon yang ditanam bukan hanya simbol penghijauan, tetapi juga investasi jangka panjang. Pohon buah seperti alpukat dan durian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, sementara pohon keras akan menjaga kualitas tanah dan air.
Perwakilan LPTP AQUA menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. “Kami percaya bahwa menjaga sumber daya alam adalah tanggung jawab bersama. Dengan menanam pohon, kita menanam kehidupan,” ungkapnya.
Sementara itu, Samitra Lingkungan menekankan pentingnya keberlanjutan gerakan ini. Mereka mengajak masyarakat untuk tidak berhenti pada penanaman, tetapi juga merawat pohon agar tumbuh sehat. “Pohon yang ditanam hari ini akan menjadi penopang kehidupan desa di masa depan. Mari kita rawat bersama,” kata salah satu aktivis lingkungan.
Aksi menanam 1000 pohon di Desa Sigedang menjadi momentum berharga yang akan dikenang sebagai tonggak awal gerakan hijau desa. Semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian lingkungan yang ditunjukkan masyarakat menjadi modal besar untuk mewujudkan desa yang lestari.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Desa Sigedang kini menatap masa depan dengan optimisme. Pohon-pohon yang ditanam akan tumbuh, memberikan oksigen, menjaga air, dan menjadi sumber kehidupan. Lebih dari itu, kegiatan ini menanamkan kesadaran bahwa menjaga alam adalah menjaga diri sendiri.
Hari Menanam Pohon Indonesia di Desa Sigedang bukan sekadar seremonial, melainkan gerakan nyata yang akan terus berlanjut. Desa ini telah memberi teladan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil: menanam satu pohon, lalu merawatnya dengan cinta.